top of page
Search
Luke Andaresta

Perupa Rahayu Retnaningrum Gelar Pameran Tunggal Perdana Tension Attention di Artsphere Gallery


Pameran tunggal Rahayu Retnaningrum berjudul Tension Attention di Artsphere Gallery, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)



erupa Rahayu Retnaningrum menggelar pameran tunggal perdananya bertajuk Tension Attention di Artsphere Gallery, Jakarta. Pameran yang berlangsung hingga 6 Mei 2023 ini menampilkan 12 lukisan merupakan perpaduan antara bidang-bidang geometris dan bentuk-bentuk organik dengan warna yang menyala.


Bagi Rahayu, geometri, warna, dan bentuk organik bukanlah subjek tunggal berdiri sendiri, tetapi digabungkan menjadi seperti ruang imajinatif. Ruang ini terbentuk dari lapisan kenangan, pengalaman pribadi, dan kehidupan yang berkelanjutan. Ruang yang dia ciptakan pun terbuka untuk diisi dan dikunjungi oleh siapa saja yang melihatnya.


Karya-karya lukisan Rahayu dalam koleksi pameran ini amat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Lahir dan tumbuh di Jakarta yang sesak oleh gedung-gedung pencakar langit dengan berbagai gaya dan ukuran, dia berusaha mendekati lanskap tersebut secara mendalam dengan mengamati detail konstruksinya. Pendekatan tersebut tampak pada karya-karya awal Rahayu, dengan lanskap arsitekturalnya yang demikian rinci dan presisi.


Lingkungan berikutnya adalah tempat tinggalnya di Cimanggu, Cilacap. Sebuah daerah yang terletak di kaki perbukitan yang subur dan hijau. Di sana, dia menyaksikan alam yang sama sekali berbeda dari lingkungan sebelumnya di Jakarta. Dia takjub dengan bentuk-bentuk alam organik dari tekstur pohon dan bebatuan, kicau burung-burung, wajah bulan di punggung bukit, hingga langit senja yang megah dan rupawan.


Pertemuan dua lanskap alam yang berbeda tersebut lantas melahirkan visualisasi berupa karya-karya yang tampil dalam pameran ini. Bidang-bidang geometris yang sebelumnya dia saksikan pada gedung-gedung di Jakarta dipadukan dengan lingkungan alam di pegunungan Cimanggu.






Kontras tersebut menciptakan daya tarik tersendiri dari lukisan-lukisannya, sebagaimana tampak pada hubungan yang saling memotong antar berbagai bidang, figur, cahaya dan suasana. Bidang-bidang geometris yang hadir menjadi simbol dari perkotaan, sementara bentuk-bentuk organik seperti pohon, gunung, sungai, bebatuan, hingga tebing mewakili suasana perdesaan itu sendiri.


Rahayu mengatakan bahwa ketegangan antara lanskap perkotaan dan perdesaan dalam karya-karyanya berawal dari banyaknya orang di desa tempat tinggalnya saat ini yang menganggap bahwa gemerlap perkotaan merupakan keindahan bagi mereka. Sementara baginya, sebagai seseorang yang lama tinggal di kota, keindahan yang sejati justru ada pada lanskap alam di pedesaan yang asri.


Perbedaan perspektif inilah yang dia rangkum seperti judul pameran ini yaitu Tension Attention, ketegangan dari perhatian atau sudut pandang yang berbeda.


"Dalam karya-karya ini, aku menggabungkan dua perspektif bagaimana orang desa melihat kota begitupun orang kota melihat desa. Keindahan versi masyarakat desa dan urban," katanya kepada Hypeabis.id, baru-baru ini.


Pemilik Artsphere Gallery, Maya Sujatmiko, mengatakan alasan pihaknya tertarik untuk menggandeng Rahayu Retnaningrum menggelar pameran tunggal adalah karena karya lukisan sang seniman yang dinilai memiliki komposisi, warna, konsep, dan narasi yang menarik.


Dia mengaku telah mengikuti karya-karya sang seniman sejak tahun 2022 lalu. Menurutnya, Rahayu adalah salah satu perupa muda yang potensial. Terbukti, pada tahun lalu, sang seniman menyabet penghargaan Bronze dalam kategori Emerging Artist pada kompetisi UOB Painting of the Year 2022.


"Dari segi teknik, dia [Rahayu] luar biasa seperti teknik drawing dan [pemilihan] warnanya. Karena menurut saya tidak banyak seniman yang berani menggunakan warna seperti itu, sangat mencolok untuk kolektor muda," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Galeri Seni Indonesia itu.


Maya juga menegaskan bahwa setelah pandemi, sebagai pemilik galeri, dia berkomitmen untuk memberikan ruang kepada seniman-seniman muda untuk bisa memamerkan karya-karyanya ke kalangan masyarakat luas. "Saya mau membuka kesempatan baru baik dari sisi seniman maupun kolektor," imbuhnya


Diakui olehnya, sejak dibuka pada 18 Maret 2023 lalu, pameran Tension Attention mendapatkan respons yang baik dari kalangan audiens dan kolektor. Menurutnya, tak sedikit orang yang datang memang ingin mengetahui perkembangan seni rupa kontemporer khususnya yang lahir dari para tangan seniman-seniman muda."Sudah ada beberapa karya yang terjual dan dipesan," terangnya.



22 views0 comments

Comments


bottom of page